Malang, 5 Juni 2025 — Perempuan memiliki peran vital dalam membentuk karakter generasi bangsa. Menyadari hal ini, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang terus mendorong upaya penguatan kapasitas kaum ibu melalui program pembinaan yang bermakna. Salah satunya ditunjukkan melalui keikutsertaan Elvi Nur Ridho Khasanah, S.Ag., M.Ag., sebagai narasumber dalam kegiatan bertema “Penumbuhan Rasa Percaya Diri Perempuan Sebagai Ibu Melalui Pola Pengasuhan Anak dalam Perspektif Agama”.
Kegiatan yang berlangsung di Kantor Kelurahan Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, pada Selasa, 27 Mei 2025 ini, menjadi wadah dialog hangat antara narasumber dan para ibu di wilayah tersebut. Elvi yang juga merupakan Penyuluh Agama Islam Ahli Madya di Kemenag Kota Malang, mengajak para peserta untuk merenungi kembali makna mendalam dari peran seorang ibu.
“Perempuan adalah madrasatul ula, sekolah pertama bagi anak-anaknya. Maka penting bagi setiap ibu untuk memiliki rasa percaya diri dalam menjalankan perannya, agar dapat membimbing anak-anak dengan kasih sayang dan keteladanan yang baik,” ujarnya membuka sesi penyuluhan.
Tantangan Ibu di Era Digital
Dalam paparannya, Elvi menyoroti tantangan besar yang dihadapi para ibu saat ini, terutama di era globalisasi dan maraknya penggunaan gawai (gadget). Ia menyoroti fenomena pernikahan usia muda yang masih kerap terjadi. Banyak perempuan yang “dipaksa” menjadi ibu sebelum waktunya, baik secara usia, kematangan mental, pendidikan, hingga kesiapan lingkungan.
“Sering kali kita temui kasus ‘anak punya anak’, di mana seorang ibu muda yang belum siap justru harus mendidik anaknya tanpa bekal cukup. Hal ini memicu krisis percaya diri yang berkepanjangan,” jelas Elvi.
Beberapa penyebab krisis percaya diri yang umum dihadapi para ibu antara lain: realita sosial modern yang menghadirkan ekspektasi terlalu tinggi, stigma masyarakat yang kerap menyalahkan tanpa memberi solusi, serta minimnya penghormatan terhadap ibu yang dianggap masih muda atau berpendidikan rendah.
Faktor Penghambat dan Tekanan Sosial
Tak hanya itu, Elvi juga mengungkap sejumlah faktor penghambat kepercayaan diri, seperti tekanan budaya yang menuntut ibu untuk tampil sempurna, fenomena mom-shaming atau kritik terhadap cara mengasuh anak, hingga trauma masa lalu saat sang ibu dibesarkan.
“Lebih menyedihkan lagi ketika seorang ibu tidak mendapat dukungan dari orang terdekatnya, baik itu suami, orang tua, maupun lingkungan sekitar. Padahal, dukungan sosial sangat penting bagi tumbuhnya rasa percaya diri,” tambahnya.
Solusi: Hadirkan Lingkungan yang Menguatkan
Di akhir sesi, Elvi menyampaikan beberapa solusi praktis dan strategis untuk memperkuat kepercayaan diri para ibu:
- Kelas atau Sekolah Ibu: Wadah pembinaan, persiapan, dan pendampingan bagi para ibu baru agar tidak merasa sendiri dalam menjalankan perannya.
- Dukungan Keluarga: Suami, orang tua, dan saudara harus menjadi pilar dukungan yang aktif.
- Peran Suami: Kehadiran suami dalam pengasuhan sangat penting untuk menciptakan keluarga yang seimbang dan sehat.
- Pendidikan Keluarga Berbasis Nilai Islam: Nilai-nilai Islam memberikan panduan yang jelas dan menyejukkan dalam membentuk keluarga sakinah.
- Cerita Teladan: Membacakan kisah-kisah tokoh inspiratif dapat menjadi metode edukatif yang menyenangkan.
- Hindari Kekerasan dalam Rumah Tangga: Lingkungan yang aman dan damai sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
- Pemahaman Peran Ganda: Perempuan dapat berperan di ranah domestik dan publik secara seimbang dan saling mendukung.
Kegiatan ini pun disambut antusias oleh para peserta. Banyak dari mereka merasa didengar dan dikuatkan. Harapannya, dengan pembekalan seperti ini, para ibu dapat menjalankan perannya dengan lebih percaya diri, bahagia, dan berdampak positif bagi masa depan anak-anak mereka.
Melalui kegiatan ini, Kemenag Kota Malang ingin memastikan bahwa setiap ibu merasa dimampukan, didukung, dan dihormati dalam perannya sebagai pilar utama keluarga dan masyarakat.
(HUMAS Kemenag Kota Malang)