Gus Shampton Sosialisasikan Aplikasi LENTERA, Inovasi Penguatan Kinerja ASN Berbasis Digital

Kota Malang -- Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang, Gus Shampton, menyosialisasikan sebuah terobosan digital dalam penguatan tata kelola kinerja aparatur sipil negara (ASN) melalui aplikasi LENTERA (Layanan Evaluasi Terpadu ASN Real-time). (11/6)

Aplikasi ini merupakan proyek inovasi dalam Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) dan kini diadopsi sebagai salah satu instrumen strategis dalam mendukung pembangunan Zona Integritas.

LENTERA: Sistem Evaluasi Digital yang Transparan dan Real-time

Dalam kegiatan sosialisasi yang melibatkan seluruh jajaran ASN MAN 1 Kota Malang, Gus Shampton menjelaskan bahwa aplikasi LENTERA dirancang untuk menghadirkan sistem pemantauan kinerja ASN yang transparan, terverifikasi, dan berbasis data real-time.

“LENTERA bukan hanya alat kontrol, tapi juga media apresiasi bagi ASN yang bekerja baik. Semua data kinerja tersaji lengkap, transparan, dan real-time. Ini mendukung penyusunan SAKIP serta pengambilan kebijakan berbasis data,” jelasnya.

Dengan aplikasi ini, setiap ASN dapat mencatat capaian kinerja secara mandiri dan sistematis, disertai dengan bukti dukung. Sementara itu, pimpinan dapat memantau perkembangan harian, mengevaluasi capaian target, dan memastikan kualitas pelayanan publik berjalan optimal.

Mendukung Zona Integritas dan Reformasi Birokrasi

LENTERA menjadi langkah konkret dalam penguatan Zona Integritas di lingkungan Kemenag Kota Malang, khususnya dalam mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). Melalui sistem ini, pola kerja ASN menjadi lebih terukur, objektif, dan akuntabel.

“Budaya kerja yang disiplin, terbuka, dan berbasis hasil adalah kunci reformasi birokrasi. LENTERA hadir untuk mendukung itu semua, dengan pendekatan yang ramah pengguna namun kuat dalam akurasi data,” imbuhnya.


Adab dan Integritas: Dua Pilar ASN Kemenag

Dalam kesempatan tersebut, Gus Shampton juga menekankan bahwa penguatan integritas ASN tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai adab, yang merupakan ciri khas dan jati diri insan Kementerian Agama.

“Imam an-Nawawi dalam kitab At-Tibyân fî Adâb Hamalati al-Qur’ân bahkan mendoakan agar tidak diperlihatkan aib gurunya demi menjaga keberkahan ilmu. Nilai-nilai ini harus tetap kita jaga sebagai ASN, apalagi kita adalah teladan bagi masyarakat,” ujarnya.

Namun demikian, ia mengingatkan bahwa dalam tatanan birokrasi modern, bentuk penghormatan kepada guru atau atasan harus mengikuti regulasi yang berlaku agar tidak bertentangan dengan prinsip integritas.

“Dulu murid membawa hadiah untuk gurunya sebagai bentuk penghormatan. Kini, sebagai ASN, kita harus berhati-hati karena hal itu bisa termasuk gratifikasi. Maka, mari kita jaga integritas dan keteladanan sesuai aturan,” tegasnya.


LENTERA sebagai Simbol Transformasi ASN Kemenag

Melalui aplikasi ini, Gus Shampton berharap budaya kerja ASN Kemenag Kota Malang semakin profesional, produktif, dan berorientasi hasil. LENTERA diharapkan menjadi lebih dari sekadar sistem, namun menjadi simbol transformasi ASN yang modern, jujur, dan bertanggung jawab.

“Integritas adalah kebajikan tertinggi karena ia mengumpulkan semua kebajikan lainnya. Kita ingin LENTERA menjadi cerminan nilai-nilai itu—menjadi cahaya bagi perubahan di Kementerian Agama,” tutupnya. Humas

Muhammad Nur Hidayah

Penulis yang bernama Muhammad Nur Hidayah ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pranata Humas dan Agen Perubahan Kemenag Kt Malang.