Kehadiran seorang pemimpin dan tokoh agama dalam mendampingi rakyat memiliki dampak yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Pemimpin yang baik mampu memberikan arahan, inspirasi, dan kebijaksanaan kepada rakyatnya. Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan dan keselamatan rakyat di tengah berbagai tantangan yang dihadapi. Hal ini ditegaskan oleh KH. Ubaidillah Shadaqah, Rais PWNU Jawa Tengah dalam pertemuan ulama terbatas di PP. Raudloh At-Thahiriyah, Kamis, 8 Februari 2024.
Dalam giat yang juga dihadiri Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang ini, Kyai Ubaid menegaskan bahwa saat ini sangat dibutuhkan pemimpin yang mendampingi rakyatnya mampu menciptakan ikatan emosional yang kuat, memahami kebutuhan dan aspirasi mereka, serta bertindak sebagai perekat sosial dalam masyarakat. Mereka juga dapat menjadi teladan yang memotivasi rakyat untuk berbuat kebaikan dan berkontribusi bagi kemajuan bersama.
Sementara itu, tokoh agama membawa dimensi spiritual yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mampu memberikan arahan moral, nilai-nilai etika, serta menawarkan dukungan dan penghiburan dalam situasi sulit. Keberadaan tokoh agama juga membantu memelihara kedamaian, harmoni, dan kerukunan antar warga dalam masyarakat.
Kedua peran ini, baik pemimpin maupun tokoh agama, saling melengkapi dalam membimbing dan membantu rakyat. Kehadiran mereka memberikan keyakinan, harapan, dan kekuatan bagi masyarakat untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Dengan demikian, penting bagi pemimpin dan tokoh agama untuk bersinergi dalam memastikan kesejahteraan serta kebahagiaan bagi seluruh rakyat.
Giat yang diadakan Majma' Buhuts an-Nahdliyah ini diikuti oleh 30 orang ulama non partisan. Yang menarik dalam forum ini diawali dengan larangan membicarakan politik mengingat penyelenggaraannya diadakan dimasa kampanye. Para Kyai dipersilahkan menyampaikan berbagai macam keresahan dan problematika ummat yang bisa didiskusikan bersama.
Kepada tim Humas, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang selalu aktif mengikuti giat yang diselenggarakan Majma Buhuts ini, menjelaskan bahwa Majma Buhuts sebagai penyelenggara ini adalah sebuah forum diskusi dan pemikiran yang diinisiasi oleh KH. Mustofa Bisri dan beberapa ulama yang bertujuan untuk mempromosikan dialog lintas agama, toleransi, dan pemahaman antarbudaya. Majma Buhuts didirikan sebagai upaya untuk memperkuat kerukunan antar umat beragama dan membangun jembatan kebersamaan di tengah perbedaan. Melalui kegiatan diskusi, seminar, dan kegiatan intelektual lainnya, Majma Buhuts berupaya memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman akan pluralitas agama dan budaya demi terciptanya perdamaian dan harmoni di masyarakat. (HUMAS)