Selama ini belajar membaca kitab di pesantren-pesantren membutuhkan waktu lama hingga bertahun-tahun. "Menurut saya hal ini karena kita sering kali dipaksa belajar dengan cara dan rasa orang arab, sementara kita ini adalah orang Indonesia. Susah sekali merubah cara pandang orang Indonesia menjadi cara pandang orang Arab. Karenanya butuh mempelajari bertahun-tahun" Tegas Kyai Muhammad Saudi. "Metode yang saya ajarkan ini saya buat simpel dan dengan menggunakan pendekatan perasaan orang Indonesia. Alhamdulillah dalam delapan hari anak-anak bisa membaca dan memahami gramatika arab secara sederhana" lanjutnya.
Penegasan ini disampaikan Kyai Muhammad Saudi, pemateri pelatihan baca kitab cepat metode pengantar jurumiyah dihadapan Walikota Malang saat penutupan Pelatihan Pengajaran Baca Kitab Cepat bagi guru Madin, TPQ dan Pesantren. Giat yang diselenggarakan oleh Bagian Kesra Pemerintah Kota Malang dan Seksi PD Pontren Kementerian Agama Kota Malang ini diselenggarakan di Hotel Pelangi selama 8 hari mulai 20 Oktober dan ditutup 27 Oktober 2021.
Menutup giat ini, Wali Kota Malang H. Sutiaji menyatakan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan yang menjadi kerja bareng Pemerintah Kota Malang dan Kemenag Kota Malang. "Pelatihan seperti ini harus terus dilakukan agar upaya memasyarakatkan Kitab Kuning dapat semakin masif dilaksanakan. Bukan saja bagi generasi muda, namun juga bagi seluruh umat muslim di Kota Malang," tuturnya.
"Saya menyampaikan terimakasih atas kerjasama Kemenag dan Pemkot Malang. Mudah-mudahan giat ini menjadi barokah bagi kita semua dan kegiatan ini menjadi pembiasaan yang positif bagi masyarakat di Kota Malang," imbuhnya.
Dengan kemampuan membaca Kitab Kuning yang baik, lanjut Sutiaji diharapkan para peserta bimtek ini mampu menggali khazanah ilmu yang terkandung dalam kitab-kitab klasik serta mampu menerapkan metode cara cepat membaca Kitab Kuning sesuai materi kali ini. Gerakan membaca Kitab Kuning diharapkan bisa membangun pendidikan karakter usia dini bagi seluruh masyarakat di Kota Malang.
Pemerintah Kota Malang di bawah kepemimpinan Sutiaji sangat memprioritaskan pendidikan karakter pada anak-anak usia dini. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan menggerakkan secara masif budaya membaca Kitab Kuning di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dengan menggandeng Seksi PD Pontren Kemenag Kota Malang yang menjadi inisiator kegiatan ini.
"Selain itu, saya berharap agar ke depannya akan semakin banyak surau-surau yang dapat kembali menghidupkan pembacaan Kitab Kuning bagi para jemaahnya," tandas Sutiaji.
Pelatihan seperti ini harus terus dilakukan. Agar upaya memasyarakatkan kitab kuning dapat semakin masif dilaksanakan, bukan saja bagi generasi muda namun juga seluruh umat muslim di Kota Malang,” ucapnya.
Ia menjelaskan, dengan kemampuan membaca Kitab Kuning yang baik, para peserta bimtek ini mampu menggali khazanah ilmu yang terkandung dalam kitab-kitab klasik serta mampu menerapkan metode cara cepat membaca kitab kuning sesuai materi kali ini.
Sebelum ditutup, Kyai Saudi mendemonstrasikan anak-anak yang dilatih selama 8 hari dengan dicecar berbagai pertanyaan gramatika arab dan mempraktekkan membaca kitab.