"Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan." Tegas Mabrur, Kabag Kesra dan Kemasyarakatan Pemerintah Kota Malang. "Problematika masyarakat sekarang ini sangat banyak, kemiskinan, pinjaman online, bang titil, rentenir belum lagi krisis karena pandemi, butuh penyelesaian. Penyelesaian ini harus dengan ilmu, butuh sentuhan ilmu dan amal" lanjut Mabrur. "Anda selaku tokoh agama sangat dibutuhkan masyarakat dalam menyelesaikan berbagai masalah di tengah-tengah masyarakat. bantulah pemerintah. kerjasama anda dengan pemerintah akan berdaya guna." pinta Mabrur.
Pernyataan ini disampaikan Drs. Ahmad Mabrur, Kabag Kesra dan Kemasyarakatan Pemerintah Kota Malang saat membuka secara resmi Bimtek Pembinaan Pengajaran Baca Kitab Cepat bagi Guru Pesantren dan Madin, 20 Oktober 2021 di Hotel Pelangi. Bimtek yang diselenggarakan oleh PD Pontren Kementerian Agama Kota Malang yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Malang.
Fasilitasi Pemerintah Kota Malang atas program PD Pontren Kementerian Agama Kota Malang ini, merupakan yang kedua setelah tahun 2021 PD Pontren mengadakan pelatihan bahasa kitab untuk anak-anak para kyai di Kota Malang. Pemerintah Kota Malang juga memfasilitasi pengadaan kitab kuning di Perpustakaan Umum Kota Malang yang digagas PD Pontren Kemenag Kota Malang dalam rangka peningkatan gerakan literasi dikalangan santri.
"ini adalah upaya mencari strategi baru bagi pesantren mahasiswa yang rata-rata orientasi mondoknya tidak sekuat santri salaf, karenanya kemenag Kota Malang dan pemerintah Kota Malang berupaya membantu agar para santri saat pulang sudah melek baca kitab turats, karena ini adalah syarat penting untuk bisa menjadi moderat" jelas Shampton, Kasi PD Pontren Kemenag Kota Malang.
Pelatihan ini dilaksanakan selama 8 hari, tiga hari untuk Guru Pesantren, dan lima hari untuk guru Madrasah Diniyah. Giat ini sebagai upaya agar Madrasah Diniyah kedepan mulai mengajarkan cara baca kitab kuning bagi anak didiknya.
Sementara itu dalam pengantar materinya, K. Muhammad Saudi selaku pemateri tunggal menyampaikan bahwa: "kebetulan pelatihan ini diawali pada hari Rabu, ulama-ulama terdahulu mengawali ngaji pada hari rabu, in sha Allah barokah. Kitab saya ini tidak ada namanya, dan tulisan pengantar jurumiyah ini pemberian penerbit." "Saya mau menggunakan pengantar jurumiyah, karena mencari barakah dari ulama terdahulu, karena belajar agama tidak boleh istiqlal, menyendiri atau otodidak. karena kalau belajar agama sendiri/otodidak akan tersesat meskipun pintar." tegasnya.