Malang, 6 Desember 2024 - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang terus menunjukkan komitmennya dalam pembinaan mental dan spiritual warga binaan di Lapas Wanita Kelas II-A Malang. Melalui penyuluh agama Islam, kegiatan bimbingan ini rutin digelar setiap Selasa, Rabu, dan Kamis, mencakup enam kelas dengan total hunian mencapai 623 warga binaan.
Program ini dilaksanakan dalam naungan Pondok Pesantren An-Nisa' LPP Kelas II-A Malang dengan kurikulum yang terstruktur. Materi yang diberikan beragam, mulai dari pemantapan Tauhid, Aqidah Akhlak, pembelajaran Al-Qur'an, Fiqih Ibadah, hingga rehabilitasi narkoba. Tidak hanya itu, metode penyampaian juga dirancang menarik agar warga binaan dapat menerima materi dengan baik. Penyuluh menggunakan pendekatan ceramah, tanya jawab, diskusi, hingga bermain peran untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan.
"Peserta per kelas bisa mencapai lebih dari 100 orang, jadi kami berusaha menciptakan suasana yang asyik agar materi mudah dipahami dan diserap," ujar Machmudah salah satu penyuluh.
Kerjasama antara Kemenag Kota Malang dan Lapas Wanita Kelas II-A ini telah berlangsung sejak 2002. Saat itu, kegiatan pembinaan hanya dilakukan oleh dua penyuluh agama Islam, yakni Machmudah, S.Ag dan Ernawati, S.Ag. Namun, seiring waktu, jumlah penyuluh bertambah menjadi 11 orang, yang terdiri dari ASN dan PPPK.
Kehadiran penyuluh agama Islam di lapas ini bertujuan untuk membangun karakter dan mental warga binaan. Harapannya, saat mereka selesai menjalani masa hukuman, mereka dapat kembali ke masyarakat dengan kepribadian yang lebih baik dan diterima dengan tangan terbuka.
"Alhamdulillah, ini adalah bentuk ikhtiar kami untuk memberikan bimbingan agar warga binaan tidak hanya memiliki bekal spiritual, tetapi juga mental yang kuat," imbuh penyuluh lainnya.
Program ini menjadi bukti nyata upaya Kemenag Kota Malang dalam mendukung pembinaan warga binaan melalui pendekatan agama, sekaligus memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.(HUMAS)