LANGKAH IMAN DI TENGAH GELOMBANG

Merenungkan Injil Matius 14:22–36

🔍 Dalam kehidupan, ada masa ketika segalanya terasa tenang, nyaman, damai, sukacita dan penuh harapan. Namun, ada pula saat-saat badai datang tanpa peringatan; tantangan berat tiba-tiba datang, muncul kecemasan dan pada ahirnya kehilangan arah hidup. Di momen-momen itulah, iman kita diuji. Dan kita sering bertanya, di mana Tuhan ketika hidup kita dilanda gelombang?

Perikop Injil Matius 14:22–36 hari ini, membawa kita pada kisah Para Murid yang mengarungi danau dalam gelap malam, melawan angin kencang. Dimana ditengah ketakutan, Yesus datang, berjalan di atas air. Petrus, dengan keberanian iman, melangkah keluar dari perahu dan berjalan di atas air. Namun ketika Petrus mulai lebih fokus pada badai daripada tertuju kepada Yesus, Petrus pun akhirnya tenggelam.

Ini bukan sekadar kisah mujizat. Ini adalah cermin perjalanan iman atau gambaran dinamika iman kita, dimana seringkali kita percaya, namun ternyata juga sering kali, kita mudah goyah dan terombang-ambing. Kita ingin melangkah, tetapi ternyata realitas hidup juga membuat kita takut.

💡 Iman bukanlah jaminan bebas dari badai, melainkan keyakinan bahwa Tuhan hadir & menolong di tengah badai itu. Iman sejati bukan berarti hidup bebas dari badai, tetapi keberanian untuk tetap melangkah di tengah badai, karena percaya Tuhan selalu hadir.

NILAI-NILAI IMAN YANG DAPAT DIIMPLEMENTASIKAN:

  1. Keberanian untuk Percaya ; Iman sejati menuntut keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman, sebagaimana Petrus keluar dari perahu. Dalam kehidupan kita, ini berarti berani mengambil langkah iman untuk hal-hal yang baik dan benar meskipun tidak selalu mudah.
  2. Menyadari Kerapuhan Iman ; Iman bukan tanpa kegoyahan. Kita pun seperti Petrus—mudah terganggu oleh “angin dan gelombang” kehidupan: tekanan, kegagalan, atau rasa takut. Namun Tuhan memahami kerapuhan kita.
  3. Meyakini Kehadiran Tuhan di Tengah Badai ; Tuhan mungkin tidak selalu meredakan badai seketika, tetapi Ia hadir dan menyertai kita di tengah-tengahnya. Iman sejati melihat kehadiran Tuhan bahkan dalam kesulitan.
  4. Doa Sebagai Seruan Iman yang Jujur ; Seruan Petrus, "Tuhan, tolonglah aku!" adalah contoh doa sederhana yang lahir dari hati yang percaya. Tuhan menjawab bukan karena doa sempurna, tapi karena iman yang tulus.

🌱 IMPLEMENTASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI:

Ketika mengalami masalah, jangan langsung panik atau merasa Tuhan meninggalkan. Ucapkan dalam hati: “Tuhan, aku percaya Engkau hadir bersamaku.”

Ambillah keputusan iman meski menantang. Entah itu dalam pekerjaan, relasi, pelayanan, atau perubahan hidup. Iman bertumbuh saat kita mau melangkah.

Jangan malu untuk berdoa dalam kelemahan. Seruan pendek seperti, “Tuhan, tolong aku” bisa menjadi titik balik kekuatan kita.

Belajarlah melihat kehadiran Tuhan dalam hal-hal sederhana: tatapan penghibur seseorang, pelukan keluarga, atau keheningan doa pribadi.

Jadilah tangan Yesus bagi orang lain: hadir, menguatkan, mendengarkan, mengulurkan bantuan saat orang di sekitar kita sedang "tenggelam" dalam beban hidupnya.

🕊️ PENUTUP:

“Iman bukan berarti tak pernah takut, tetapi berani melangkah meski takut,
KARENA TAHU TUHAN BERJALAN BERSAMAMU.”

Tuhan tidak menjanjikan hidup tanpa badai. Tetaapi Ia menjanjikan kehadiran-Nya—yang setia, yang sigap, yang menyelamatkan. Hari ini, jangan hanya duduk di “perahu/dizona jamanMU”, melainkan melangkahlah dalam iman. Sebab tangan-Nya selalu lebih dekat dari rasa takutmu.

🙏 DOA PENUTUP:

Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk berjalan dalam iman, bukan dalam ketakutan.

Ketika badai hidup datang, ingatkan kami Allah bahwa Engkau selau hadir dan bersama kami. Dan jika kami mulai tenggelam dalam keraguan, ulurkan tangan-Mu, angkat kami kembali, ya Allah yang Maha Kuasa, kini dan sepanjang segala masa, Amin.

🌞 SELAMAT HARI SELASA!

Mari menjadi RAGI : kecil tapi menghidupkan, tersembunyi tapi menguatkan, dalam tugas dan karya di Kementerian Agama Kota Malang. Tuhan memberkati setiap langkah iman kita hari ini dan seterusnya. Shalom


✍️ Oleh : M. Sumarni, S. Ag // Penata Layanan Operasional // Kantor Kementerian Agama Kota Malang

Rudianto

Penulis yang bernama Rudianto ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pengadministrasi Perkantoran.