Sekali merdeka tetap merdeka. Begitu sepenggal syair lagu Hari Merdeka yang selalu dinyanyikan setiap upacara memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan Indonesia. Syair tersebut mengisyaratkan bahwa kemerdekaan yang diraih tidak mudah. Hari kemerdekaan merupakan peristiwa terpenting bagi suatu bangsa. Tak terkecuali bangsa Indonesia yang memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan yang diraih merupakan proses perjuangan yang panjang. Perjuangan tersebut harus dimaknai dan dilanjutkan generasi penerus untuk meneruskan dan mengisi kemerdekaan.
Pentingnya momen kemerdekaan tersebut tidak hanya terbatas pada aspek sejarah, namun juga mengandung nilai-nilai kebangsaan yang memotivasi untuk menjunjung tinggi kemerdekaan, kebebasan, dan martabat bangsa. Oleh karena itu sebagai generasi penerus bagaimana sebaiknya memaknai perilaku positif dalam pandangan Islam :
- Bersukur kepada Allah SWT atas kemerdekaan
Kita bisa tinggal dengan aman selama ini atas anugerah Allah SWT melalui perjuangan para pahlawan. Sehingga kita bisa bebas beribadah, bebas besosialisasi, bebas mendapatkan pendidikan, dan bebas mendapatkan kesejahteraan. Setidaknya ada 2 hal yang bisa kita lakukan yaitu bersykur kepada Allah dan berterima kasih kepada pahlawan sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW “Sesungguhnya orang yang paling bersyukur kepada Allah adalah orang yang banyak bersyukur (menghargai) kebaikan manusia”
- Memperkuat persatuan dan kesatuan
Allah SWT telah memberikan anugerah kemerdekaan, tentu cara yang paling sederhana kita lakukan adalah dengan menjaga persatuan, kesatuan, dan keutuhan NKRI. Secara eksplisit Allah SWT menegaskan bahwa QS Al Imran 103 disebutkan “Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai”, ayat tersebut memiliki hikmah : jika hidup rukun maka hilang kekhawatiran, jika bersatu maka membawa keselamatan, jika perpecahan maka mudah jalan penjajahan, jika bersatu maka menjadi modal memajukan dan memakmurkan negara.
- Berpikir untuk berkontribusi positif dalam mengisi kemerdekaan
Sikap positif terhadap kemerdekaan berarti menghargai perjuangan para pahlawan bangsa, dan sikap positif terhadap suasana kebatinan dan nilai-nilai Konstitusi pertama berarti menjunjung tinggi cita-cita kehidupan bernegara dengan tata hukum bernegara di dalam kehidupan negara yang didirikan pada pada tanggal 17 Agustus. Sekecil apapun yang kita lakukan untuk negara tentu perlu ditanamkan bagi setiap individu agar bernilai manfaat. Sebagaimana pepatah jawa “Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe” (bekerja ikhlas tanpa mengharap pujian, tetap bermanfaat untuk sesama), sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”.
Penulis,
Choirul Kurniawan, S.HI. MH.
(Penyuluh Agama Islam Kemenag Kota Malang)